Skip to main content

Masa Depan Internet of Things (IoT): Menghubungkan Dunia yang Lebih Cerdas

Internet of Things (IoT) telah membawa revolusi dalam cara kita berinteraksi dengan perangkat dan lingkungan di sekitar kita. Namun, perkembangan teknologi ini belum berhenti di situ. Masa depan Internet of Things menjanjikan konektivitas yang lebih luas, penggunaan yang lebih cerdas, dan dampak yang lebih besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Blog ini, kita akan menjelajahi potensi dan perkembangan yang diharapkan dari IoT di masa depan. Pertumbuhan Jumlah Perangkat Terhubung Masa depan IoT akan disaksikan oleh pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah perangkat yang terhubung. Dalam beberapa tahun mendatang, diperkirakan akan ada miliaran perangkat yang terhubung di berbagai sektor, termasuk rumah pintar, kota cerdas, kendaraan otonom, industri, kesehatan, dan banyak lagi. Ini akan menciptakan ekosistem yang semakin terhubung dan memungkinkan kolaborasi antara perangkat yang berbeda. Konvergensi Teknologi IoT akan semakin berkembang melalui konvergensi dengan teknologi lain

MEMILIKI KEMIRIPAN, INI PERBEDAAN AUGMENTED REALITY DAN VIRTUAL REALITY !!!

Perkembangan teknologi saat ini hampir mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan. Salah satu perkembangan teknologi yang masih hangat untuk dibicarakan adalah augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Kedua teknologi ini memiliki kemampuan yang belum pernah dilihat masyarakat sebelumnya, bahkan bisa dibilang breakthrough. Teknologi ini diakui memberikan kontribusi besar bagi beragam perusahaan. Bahkan, AR dan VR sudah merubah gaya hidup masyarakat modern. 

Meski memiliki kemiripan, kedua teknologi ini mempunyai perbedaan. Apa saja perbedaannya, simak penjelasan berikut! 

Apa itu augmented reality?

Augmented  berarti menambah atau memperluas, sehingga Augmented Reality dapat diartikan sebagai teknologi yang mensimulasikan objek dunia maya di dunia nyata. Singkatnya, teknologi AR menggabungkan objek virtual dua ataupun tiga dimensi ke dalam lingkup dunia nyata dan memproteksikannya secara real-time.

AR menggabungkan tiga elemen, yaitu kombinasi antara dunia digital dan dunia nyata, interaksi yang dilakukan saat itu juga (real-time), dan identifikasi objek virtual maupun nyata dengan akurat.

Teknologi AR sendiri pertama dikembangkan di tahun 1968 oleh peneliti asal Harvard bernama Ivan Sutherland. Sekarang ini, Sutherland juga dikenal sebagai Bapak Komputer Grafis.

Tipe-tipe AR

Berdasarkan metode yang digunakan, AR dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok itu  terdiri dari marker based augmented reality dan markerless augmented reality.

Marker-based AR

Marker based AR bergantung pada acuan visual untuk mengaktifkan pengalaman interaktif AR. Contoh marker based AR yang paling sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah kode QR, yang biasa digunakan untuk promosi digital atau pembayaran digital di bank. QR sendiri merupakan singkatan dari quick response, cara kerjanya pun sederhana. QR dibuat dalam bentuk barcode yang mudah dbaca oleh kamera ponsel, yang akhirnya akan menghasilkan efek visual.

Meski begitu, marker based AR punya kelemahan. Teknologi ini hanya dapat digunakan melalui kamera smartphone atau tablet. User pun harus mengunduh aplikasi atau software  terlebih dahulu guna untuk merasakan pengalaman AR. Tentu, ini menjadi kendala bagi user yang tidak menyukai proses panjang dan ribet. Apalagi di era digital di mana semua orang ingin sesuatu yang serba cepat.

Markerless AR

Berbeda dengan tipe sebelumnya, markerless augmented reality tidak membutuhkan pengenalan gambar untuk menghasilkan efek visual. Teknologi satu ini menggunakan kamera ponsel, perangkat lunak pendeteksi lokasi dan akselerometer untuk mengumpulkan informasi.

Informasi yang dikumpulkan adalah informasi posisi user. Termasuk orientasi objek-objek dan jarak objek terhadap user tersebut. Proses ini kemudian menggunakan algoritma simultaneous localization and mapping (SLAM) untuk menganalisa lingkup dunia nyata. Pengembangan markerless AR memang tergolong rumit. Meski demikian, pengembangannya terus dilakukan dan telah memberi bukti nyata untuk mempermudah kebutuhan kita sehari-hari.

Teknologi yang digunakan pada AR

Teknologi ini memiliki sejarah panjang yaitu menggabungkan informasi virtual dengan kehidupan nyata. AR menggunakan sensor pendeteksi, sistem intelligent interaction, pelacakan secara real-time, data multimedia, dan juga model tiga dimensi dan masih banyak lagi.

Apa itu virtual reality?

Berbeda dengan AR, VR membuat lingkungan buatan yang dapat dihuni di dunia nyata. Sederhananya, VR mencakup simulasi lingkungan lengkap yang menggantikan dunia nyata dengan dunia virtual sepenuhnya. Teknologi baru ini menempatkan user ke dalam pengalaman simulasi tiga dimensi. Jadi, bukan hanya sekedar pengalaman melihat layar saja, tetapi user dibawa untuk memasuki dan berinteraksi dunia simulasi tersebut. Saat memasuki dunia VR, kelima panca indera kita bisa digunakan layaknya di kehidupan nyata, dan semua terjadi secara real-time.

Teknologi VR juga memiliki kategori sendiri.  Berdasarkan pengalaman yang dirasakan pengguna, VR dapat dibagi menjadi tiga kelompok.

VR Non-Imersif

Kategori VR ini sering sekali diabaikan pengguna dan tidak dianggap sebagai VR. Alasannya mereka sangat sering digunakan! 

VR non-imersif menampikan lingkup virtual yang diolah oleh data komputer. User menyadari bahwa mereka berada di dalam dunia virtual dan setiap kegiatan yang dilakukan dipengaruhi lingkungan hasil olah data VR. Contoh dari VR tipe ini adalah video game.

VR Semi-Imersif

Tipe VR  ini menggabungkan antara dunia nyata, sekaligus menampilkan lingkup virtual secara parsial. Umumnya, tipe VR seperti ini ditemukan di simulasi penerbangan untuk pemula. Ada pula kegiatan belajar-mengajar yang menggunakan VR dengan tipe ini.

VR Imersif

Sampai saat ini, belum ada teknologi VR yang betul-betul imersif. Namun, pengembangan tanpa henti sedang berlanjut untuk mewujudkan VR imersif ini. Tipe VR imersif akan memberikan user pengalaman simulasi yang benar-benar realistis. Mulai dari pengalaman dengan indera pendengaran, pengelihatan, bahkan kadang sampai ke indera penciuman. 

Contoh yang tepat untuk VR imersif adalah simulasi game balap mobil. User akan merasakan seolah-olah mengendarai mobil sungguhan, merasakan kecepatannya dan juga menyetir dan mengontrol laju kendaraan. Pada akhirnya, pengalaman dengan VR tidak hanya imersif. VR, yang dibuat dari hasil olahan data komputer, harus dapat membuat penggunanya merasakan pengalaman multidimensi yang terasa nyata. Tentu saja, berinteraksi dengan seamless dengan dunia tersebut.

Perangkat lunak untuk VR sendiri pertama kali diperkenalkan di tahun 1994. Virtual Reality Modelling Language (VRML) pertama kali diciptakan sebagai titik awal pengembangan dunia virtual tanpa ketergantungan dengan headsetSetelah ditemukannya VR berbasis headset, headset VR modern kini memakai layar hasil pengembangan teknologi yang dulunya dibuat untuk ponsel pintar. Masing-masing alat pun dikembangkan untuk pengalaman yang spesifik.

Misalnya saja, giroskop dan sensor gerak digunakan untuk melacak posisi kepala, tangan, dan badan. Layar kualitas tinggi, namun berukuran kecil digunakan untuk tampilan yang lebih kecil dan detail, juga prosesor komputer yang ringan nan cepat.

Komponen yang awalnya dibuat untuk ponsel pintar ini menjadi awal mula pembuatan perangkat VR yang lebih terjangkau bagi pengembang individu. Kemudian, muncullah Oculus Rift Kickstarter di tahun 2012, yang menjadi pionir headset VR hasil pengembang independen.

Sebenarnya, apa perbedaan AR dan VR?

Perbedaan AR dan VR  sebenarnya sederhana. AR lebih berfokus kepada mengoptimalkan pengalaman user di dunia nyata dengan overlay informasi digital yang umumnya berupa objek buatan hasil pengumpulan data. Inilah yang menjadi perbedaan utama AR dan VR. VR adalah pengalaman buatan yang sangat imersif, membuat batasan dunia nyata dan virtual seakan menyatu.

Perbedaan AR dan VR lainnya adalah proyeksi data. Pada AR, dunia nyata yang ada dilihat langsung menggunakan perangkat khusus seperti kamera. Data yang dikumpulkan kemudian dioptimalisasi dengan grafis, audio atau video. VR membuat lingkup virtual dengan stimulus sensorik. Jadi, setiap kegiatan yang dilakukan user berdampak pada apa yang terjadi pada lingkup virtual yang dilihatnya. Lingkup ini pun meniru dunia nyata. Jangan heran kalau ada yang bilang kamu bisa berkeliling dunia hanya dengan VR saja.

Perbedaan kedua teknologi ini sangat terlihat. AR berfokus untuk meningkatkan pengalamanmu di dunia nyata, sedangkan VR menciptakan dunia yang baru.

Aplikasi AR VR di dunia nyata

Kedua teknologi ini sudah banyak berkontribusi di dunia nyata. Kontribusi mereka merambah luas ke berbagai bidang, sebut saja bidang otomotif, hiburan, ritel, bahkan kesehatan.

Bidang otomotif

Di dunia otomotif, teknologi serupa tapi tak sama ini digunakan para teknisi profesional untuk bereksperimen saat merancang mobil. Mereka melakukan tinjauan bentuk dan desain mobil atau motor sebelum membuat prototipe.

Mengapa demikian? Karena membuat sebuah prototipe memerlukan banyak biaya, dengan VR perusahaan bisa menghemat cost yang diperlukan. Contoh perusahaan yang sudah menerapkan ini adalah 

Bidang Ritel
Dalam bidang ritel tidak mau kalah dalam menerapkan teknologi revolusioner ini. Mungkin kamu pernah mendengar istilah metaverse? Bidang fashion banyak berubah karena hal ini.

Teknologi VR yang diterapkan perusahaan saat konsumen berbelanja online misalnya, membuat konsumen bisa mencoba baju tanpa harus pergi ke toko. Hal ini tentu memudahkan pengalaman berbelanja dan menghemat waktu.

Pengalaman belanja bebrbasis teknologi ini sudah diimplementasikan oleh ASOS, perusahaan asal Eropa. Selain itu, rumah fashion ternama seperti Hugo Boss juga berpartisipasi dalam Fashion Week via metaverse yang diselenggarakan Maret 2020 lalu.

Bahkan, di tahun 2015 eBay berkolaborasi dengan perusahaan ritel Australia, Myer. Kolaborasi ini bertajuk World’s First Virtual Reality Department Store.

Bidang kesehatan

VR juga sangat berkontribusi di dunia kesehatan, lho! Di November 2021, FDA meloloskan izin penggunaan EaseVRx dengan resep sebagai upaya mengurangi rasa sakit pada orang dewasa.

Sistem ini menggunakan terapi perilaku kognitif seperti relaksasi, melatih pengalihan perhatian, interoception secara kontemporer, dan masih banyak lagi. Ini dilakukan sebagai pengobatan tambahan untuk rasa sakit jangka panjang. Bahkan VR pernah digunakan untuk membantu menghilangkan rasa sakit karena terbakar.

Selain itu, tenaga medis profesional juga bisa menggunakan VR untuk menyiapkan diri sebelum melakukan operasi. Misalnya seorang dokter junior yang bisa menjelaskan diagnosa dan tahap penyembuhan pada pasien, atau dokter yang melakukan simulasi operasi demi meminimalisir resiko kegagalan.

Perusahaan seperti Osso VR membantu para dokter bedah untuk melatih teknik operasinya. Mulai dari latihan memegang alat bedah, sampai melakukan simulasi operasi pada pasien virtual.

Bidang Pariwisata 

Pandemi global memang membantasi lingkup gerak kita. Jika dulu kita bebas berpergian dan berwisata, sekarang semuanya harus dilakukan dengan hati-hati.

Namun, sekarang kamu bisa berkeliling dunia dari rumah saja berkat bantuan VR. Mulai dari mengunjungi lokasi turis terkenal, mengungi negara impian, atau sekedar melihat indahnya pemandangan. Kegiatan ini disebut VR tourism.

Contoh nyata dari kegiatan ini adalah Thomas Cook Virtual Holiday bertajuk Try Before You Fly. Kegiatan ini dilakukan di tahun 2015 silam.

Bidang Hiburan

AR dan VR dianggap revolusioner di dunia hiburan. Terutama teknologi AR yang memiliki tempat spesial di hati para pecinta mobile game. Hampir separuh dari market game global berbasis aplikasi menggunakan kamera ponsel sebagai konsol permainan, yang mana sangat pas dijadikan pintu masuk bagi pemula di AR.

Contoh game AR yang viral adalah Pokemon Go!, game buatan Niantic yang rilis di tahun 2016. Game yang mengharuskan user berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari sambil menangkap Pokemon virtual ini dengan cepat mencapai 800 juta unduhan di seluruh dunia.

Permainan ini menggunakan bantuan kamera ponsel untuk menghadirkan karakter animasi di dunia nyata. Teknologi AR membuat seakan Pokemon benar-benar ada di sekitarmu. Padahal, animasi itu hanya bisa tampak di layar ponsel saja.

Kesuksesan Pokemon Go! kemudian diteruskan oleh Harry Potter: Wizards Unite. Game ini dibuat Niantic dengan konsep mirip. Ke depannya pun, belum terlihat indikasi minat AR gaming akan berkurang.

Kesuksesan besar Niantic dan Pokemon Go! memantik semangat para pengembang untuk membuat game berbasis AR lainnya. Namun tahukah kamu, perangkat yang digunakan untuk bermain dengan VR dan AR juga berbeda?

Perbedaan penggunaan perangkat untuk AR dan VR

Perbedaan AR dan VR lainnya adalah  dari segi perangkat. Dalam VR, headset menjadi perangkat utama yang kamu butuhkan. Kamu bisa kombinasikan headset VR dengan konsol game untuk merasakan interaksi dunia virtual yang lebih seru. Biasanya, kamu perlu mengkoneksikan headset dengan laptop, PC atau perangkat sejenis yang memiliki spesifikasi minimum tertentu. 

Sebagai contoh, Samsung Gear VR merupakan perangkat VR yang dapat terkoneksi dengan smartphone. Contohnya, kamu bisa menyambungkannya dengan Galaxy Note 8. 

Bekerjasama dengan Oculus, Samsung Gear VR ini hadir dengan controller. Controller ini bisa digunakan sebagai alat navigasi VR maupun gamepad, membuat pengalaman bermain semakin seamless.

Hanya dengan menggunakan satu tangan, kamu sudah bisa menikmati berbagai konten VR. Ada banyak pilihan konten yang bisa dieksplor, seperti VR Sports Challenge hingga Paint VR. 

Selain itu, kamu juga bisa coba perangkat dukungan lain seperti Oculus Rift, PS VR maupun HTC Vive untuk bermain game Batman Arkham VR. Microsoft pun membuat perangkat yang sama dan dinamai Microsoft Hololens.

Menemukan perangkat-perangkat ini pun tidak sulit. Kamu bisa membelinya secara offline maupun online di marketplace pilihanmu dengan kisaran ratusan ribu hingga jutaan rupiah

Tingkat kedalaman bermain pada AR dan VR

Dari segi kedalaman bermain, AR dan VR pun berbeda. Ketika menggunakan AR yang masih melibatkan lingkup ruang di dunia nyata. Meski memang sifat AR untuk mengoptimisasi pengalamanmu di dunia nyata, rasanya tetap berbeda dengan VR yang membuatmu masuk ke dunia game.

Saat menggunakan VR, teknologi ini seakan memblokir dunia nyata dan membawa penggunanya masuk ke dunia virtual. VR bisa membuat penggunanya keasyikan hingga lupa waktu.

Kamu bisa lebih fokus bermain game atau menonton konten film dengan VR. Secara visual dan suara, kamu pun bisa lebih merasa puas dengan inovasi ini.

Itulah penjelasan mengenai perbedaan AR dan VR, serta dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Hebatnya lagi, teknologi ini masih akan terus dikembangkan agar lebih canggih lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Masa Depan Internet of Things (IoT): Menghubungkan Dunia yang Lebih Cerdas

Internet of Things (IoT) telah membawa revolusi dalam cara kita berinteraksi dengan perangkat dan lingkungan di sekitar kita. Namun, perkembangan teknologi ini belum berhenti di situ. Masa depan Internet of Things menjanjikan konektivitas yang lebih luas, penggunaan yang lebih cerdas, dan dampak yang lebih besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Blog ini, kita akan menjelajahi potensi dan perkembangan yang diharapkan dari IoT di masa depan. Pertumbuhan Jumlah Perangkat Terhubung Masa depan IoT akan disaksikan oleh pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah perangkat yang terhubung. Dalam beberapa tahun mendatang, diperkirakan akan ada miliaran perangkat yang terhubung di berbagai sektor, termasuk rumah pintar, kota cerdas, kendaraan otonom, industri, kesehatan, dan banyak lagi. Ini akan menciptakan ekosistem yang semakin terhubung dan memungkinkan kolaborasi antara perangkat yang berbeda. Konvergensi Teknologi IoT akan semakin berkembang melalui konvergensi dengan teknologi lain

MACHINE LEARNING VS DEEP LEARNING

Perkembangan teknologi saat ini membuat banyak sekali industri atau perusahaan untuk berlomba mewujudkan teknologi paling canggih. Kita sudah pasti sering mendengar tentang perusahaan yang berskala besar. Hal ini, tentu saja tidak terlepas dari istilah yang digunakan seperti Artificial Intelligence, Machine Learning, Deep Learning, atau bahkan Natural Language Processing. I ndustri atau perusahaan terus berlomba-lomba untuk mengembangkan ilmu tersebut karena kecanggihan teknologi yang ada didalamnya, sehingga akan membantu proses bisnis ketika ilmu tersebut diterapkan dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, saya akan membagikan tentang apa perbedaan Machine Learning dan Deep Learning ? Mari kita simak penjelasannya! Apa Itu Algoritma Machine Learning Dan Deep Learning? Machine Learning Dikutip dari  IBM , M achine Learning  merupakan cabang dari kecerdasan buatan (AI) dan ilmu komputer yang berfokus pada penggunaan data dan algoritma untuk meniru cara manusia belajar dan secara b